Pembahasan Laporan Praktikum Biomedis I: SIstem Organ
Didalam tubuh manusia kita memiliki organ apa aja sih? Dibawah ini ada penjelasan rinci tentang sistem organ yang ada pada manusia beserta organ-organnya.
Sistem organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsinya. Dalam melaksanakan kerjasama ini setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tanpa ada kerjasama dengan organ lain, maka proses dalam tubuh tidak akan terjadi. Sistem organ yang dimiliki manusia adalah, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem integument dan sistem hormon. Pada mammallia terdapat 11 sistem organ yang menyusun individu. Berikut pada tabel 1. adalah uraian sistem organ yang menyusun individu
Komponen utama dari sistem respirasi antara lain hidung, laring, trakea, bronkus, bronkioli, paru – paru, dan alveolus. Fungsi utama dari sistem respirasi adalah untuk petukaran gas karbondioksida dengan oksien, serta untuk mengatur keseimbangan pH asam basa.
Keberfungsian ginjal sebagai penyaring darah yaitu agar zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk urine. Selain itu, warna pada urine cenderung jernih transparan. Pada saat tertentu urine dapat berwarna kuning muda, hal itu disebabkan karena urine tersebut diwarnai oleh zat warna empedu yakni bilirubin dan biliverdin. Setiap harinya ada sekitar 500 liter darah yang disaring oleh ginjal, namun hanya sekitar 1-1,5 liter saja urin yang kita keluarkan dari ureter. Sebab ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya urine yang dikeluarkan, misalnya emosi, konsentrasi air yang tinggi dalam darah, suhu yang rendah, dan pengaruh dari banyaknya zat-zat deuretik yang dikonsumsi. Proses pembentukan darah hingga menjadi urine yaitu terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zatzat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyaringan kembali) zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, dan augmentasi (Campbell, 2008).
Otot dalam tubuh kita terdapat 3 macam : otot lurik (skeletal muscle), otot polos (visceral muscle), otot jantung (miokardium).
Organ
merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun
organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan
satu dengan lainnya. Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap
sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan
epitel, jaringan ikat dan jaringan saraf.
Sistem organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsinya. Dalam melaksanakan kerjasama ini setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tanpa ada kerjasama dengan organ lain, maka proses dalam tubuh tidak akan terjadi. Sistem organ yang dimiliki manusia adalah, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem integument dan sistem hormon. Pada mammallia terdapat 11 sistem organ yang menyusun individu. Berikut pada tabel 1. adalah uraian sistem organ yang menyusun individu
Sistem Respirasi
Komponen utama dari sistem respirasi antara lain hidung, laring, trakea, bronkus, bronkioli, paru – paru, dan alveolus. Fungsi utama dari sistem respirasi adalah untuk petukaran gas karbondioksida dengan oksien, serta untuk mengatur keseimbangan pH asam basa.
Organ-organ sistem
respirasi:
a. Paru
– paru
Berfungsi sebagai
tempat pertukaran antara karbondioksida dan oksigen.
b. Hidung/
Nasal
Tempat penyaringan
udara, dimana didalam hidung terdapat bulu – bulu halus yang terdapat didalam
vestibulum dan juga terdapat lender pada rongga hidung, sehingga membuat
kotoran asing seperti debu, pasir, dll. tidak bisa masuk kedalam salurang
respirasi.
c. Laring
Terletak diantara
faring dan trakea, dimana dibagian dalam laring terdapat pita suara yang
berguna untuk mengeluarkan suara. Selain itu, laring menjadi pembatas antara
tenggorokan dan trakea, sehingga dilaring memiliki sistem membuka dan menutup
dengan sangat cepat untuk mencegah masuknya benda asing kedalam saluran
pernafasan.
d. Trakea
Trakea atau batang
tenggorokan memiliki panjang kira – kira 9 cm. Merupakan penghubung antara
laring dan bronkus.
e. Bronkus
Percabangan dua yang
menghubungkan kedua paru – paru.
f. Bronkioli
Merupakan cabang –
cabang kecil dibronkus. Dimana diujung bronkioli terdapat alveolus.
g. Alveolus
Tempat terjadinya
pertukaran oksigen dan karbondioksida, setelah karbondioksida ditukar, darah
akan membawa oksigen tersebut keseluruh tubuh.
h. Pleura
Merupakan selaput
tipis yang berfungsi melindungi paru -
paru dari gesekan antara tulang dada.
(Pearce,
2010)Sistem Sirkulasi
Komponen utama dari sistem sirkulasi antara lain
jantung, Pembuluh darah, darah. Fungsi utamanya adalah distribusi bahan-bahan
internal (nutrient, oksigen, dan zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh). Jantung mempunyai empat
ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan
terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma (Setiadi,
2011).
a. Pembuluh Darah Arteri
1) Tempat mengalir darah yang di pompa dari bilik.
2) Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
Pembuluh arteri terdiri atas :
1) Aorta yaitu pembuluh dari bilik (ventrikel) kiri menuju ke seluruh tubuh
2) Arteriol yaitu percabangan arteri
3) Kapiler
(Setiadi, 2011)
b. Pembuluh Balik (Vena)
Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah dikenali
Dinding pembuluh tipis dan tidak elastis
Pembuluh vena terdiri atas :
1) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi (atrium) kanan jantung.
2) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi (serambi) kanan jantung.
3) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi (atrium) kiri jantung.
(Setiadi, 2011)
c. Sistem Peredaran Darah Manusia
1) Peredaran Darah Panjang/Besar/Sistemik
Merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi (atrium) kanan jantung (Setiadi, 2011).
2) Peredaran Darah Pendek/Kecil/Pulmonal
Merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik ventrikel) kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi (atrium) kiri jantung melalui vena pulmonalis (Setiadi, 2011).
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang bersifat
toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan terganggunya
fungsi organ-organ di dalam tubuh. Organ-organ yang berperan dalam sistem
ekskresi pada manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.
Setiap saat di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung proses
biologis menghasilkan zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Jika kadar
zat-zat sisa tersebut di dalam tubuh berlebihan, maka akan 13 membahayakan
tubuh kita sendiri. Oleh karena itu, diperlukan alat pengeluaran zat sisa
metabolisme dari dalam tubuh. Proses pengeluaran zat sisa dari dalam tubuh
dibagi menjadi 3 dan kaitannya sangat erat, diantaranya yaitu :
a. Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh.
b. Sekresi, yaitu proses pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan kedalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.
c. Ekskresi, yaitu proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan zat sisa metabolisme yang dikeluarkan merupakan zat yang pernah beredar diseluruh tubuh.
(Rumanta,2007)
Organ utama pada
sistem ekskresi yaitu:
a. Nefron
Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal dan duktus koligentes (Purnomo, 2007). Masing-masing ginjal manusia terdiri dari kurang lebih 1 juta nefron, masing-masing mampu membentuk urin. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru, oleh karena itu jika ada kerusakan nefron karena trauma ginjal atau penyakit ginjal jumlah nefron akan trun bertahap. Jumlah nefron berfungsi akan menurun kira-kira 10% setiap 10 tahun. Berkurangnya fungsi ini tidak mengancam jiwa karena perubahan adaptif sisa nefron menyebabkan nefron tersebut dapat mengeluarkan air, elektrolit, dan produk sisa dalam jumlah yang tepat (Guyton, 2006).
b. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam
vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin (Purnomo, 2007). Panjang ginjal sekitar 10 cm, beratnya ±170 gram
dan berwarna merah keunguan. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang
disebut kapsul.
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi yaitu untuk
menyaring darah, penyuplaian darah dimulai melalui arteri renal (renal artery)
dan dialirkan melalui vena renal (renal vein). Darah yang mengalir melalui ginjal
sangatlah besar. Ginjal hanya menyusun kurang dari 1% massa tubuh manusia,
namun menerima sekitar 25% darah yang keluar dari jantung. Urine keluar dari
setiap ginjal melalui suatu saluran yang disebut ureter, dan kedua ureter
mengalir kedalam kandung kemih (urinary bladder) yang sama. Selama kencing
urine dibuang dari kandung kemih melalui suatu saluran yang disebut uretra
(urethra) yang mengosongkan isinya di bagian luar dekat vagina perempuan dan
melalui penis pada laki-laki.
Keberfungsian ginjal sebagai penyaring darah yaitu agar zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk urine. Selain itu, warna pada urine cenderung jernih transparan. Pada saat tertentu urine dapat berwarna kuning muda, hal itu disebabkan karena urine tersebut diwarnai oleh zat warna empedu yakni bilirubin dan biliverdin. Setiap harinya ada sekitar 500 liter darah yang disaring oleh ginjal, namun hanya sekitar 1-1,5 liter saja urin yang kita keluarkan dari ureter. Sebab ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya urine yang dikeluarkan, misalnya emosi, konsentrasi air yang tinggi dalam darah, suhu yang rendah, dan pengaruh dari banyaknya zat-zat deuretik yang dikonsumsi. Proses pembentukan darah hingga menjadi urine yaitu terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zatzat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyaringan kembali) zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, dan augmentasi (Campbell, 2008).
c. Kulit
Kulit mengeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu
:
1) Lapisan kulit ari (Epidermis),
merupakan bagian terluar dari kulit yang sangat tipis yang terdiri dari lapisan
tanduk (stratum korneum) yaitu lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang
telah mati, mudah terkelupas, dan tidak memilki pembuluh darah serta syaraf
sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan ini
mengelupas dan lapisan Malpighi yang tersusun dari sel-sel hidup, terdapat
pigmen yang memberikan warna kulit dan melindingi dari sinar matahari serta
terdapat pada ujung syaraf.
2) Lapisan Kulit Jangat (Dermis),
merupakan lapisan yang lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis yang terdiri
dari : pembuluh darah untuk mengangkut
zat-zat makanan ke rambut, kelenjar keringat menghasilkan keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori kulit, kelenjar minyak menghasilkan minyak yang
berfungsi untuk menjaga rambut kulit tidak kering, kantong rambut sebagai
tempat tertanamnya akar rambut serta ujung syaraf sebagai perasa panas, dingin,
nyeri dan sentuhan.
3) Jaringan Bawah Kulit (Subkutaneus),
jaringan ini mengandung lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan, menahan
panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
Selain
sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai :
1) Pelindung tubuh terhadap kuman dari
luar,
2) Tempat menyimpan kelebihan lemak,
3) Pengatur suhu tubuh,
4) Tempat pembentukan vitamin D dari
provitamin D dengan bantuan sinar matahari,
5) Indera peraba, pada lapisan dermis terdapat
kumpulan syaraf yang dapat menangkap rangsangan berupa suhu, nyeri, dan tekanan.
(Syamsuri,
2003).
d. Hati
Pada proses detoksifikasi,hati melakukan inaktivasi
hormone,detoksifikasi toksin dan obat.Dalam hati juga terjadi fagositosis
mikroorganisme,eritrosit,dan leukosit yang sudah tua atau rusak.Dalam mengemban
fungsi ekskresi,hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan
absorpsi lemak (Sloane,2004).
Bagian-bagian hati:
1) Lobus
kanan hepar lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu
:lobus kanan atas,lobus caudatus,dan
lobus quadratus (Sloane,2004).
2) Kantung empedu,
memiliki fungsi menyimpan dan mengkonsentrasikan cairan empedu yang berasal
dari hati di antara dua periode makan serta berkontraksi dan mengalirkan garam
empedu yang merupakan turunan kolesterol, dengan stimulasi oleh
kolesistokinin,ke duodenum sehingga membantu proses pencernaan lemak (Barett,
2006).
3) Arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah
pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan
membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler
vena,akhirnya keluar sebagai vena hepatica
4) Vena porta hepatik membawa darah yang berasal dari sistem
pencernaan. Darah ini berisi produk-produk hasil metabolisme dan pencernaan
5) Duktus Hepaticus, merupakan sebuah saluran yang
keluar dari leher empedu serta juga bersama dengan dukturs sistikus akan
membentuk yakni saluran empedu (Duktus Koledokus).
6)
Ligamen pemisah
berfungsi untuk memisahkan antara lobus kanan dan lobus kiri.
(Sloane,2004)
e. Paru
Setiap bagian paru paru memiliki
fungsinya masing masing dalam sistem pernafasan pada manusia dan sistem
respirasi manusia. Istilah pernafasan dipakai untuk menunjukkan kegiatan
menghirup dan mengeluarkan udara dari dalam tubuh. Sedangkan respirasi oleh
paru paru digunakan untuk menunjukkan pertukaran oksigen dengan karbondioksida
dan uap air. Disinilah paru paru berperan sebagai organ sistem ekskresi paru
paru yaitu dalam pembuangan karbondioksida dan uap air ke luar tubuh.
Mekanisme Pernafasan
Mekanisme pernafasan pada manusia ada 2
macam yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut. Kedua mekanisme pernafasan
ini memiliki fase yang sama yaitu fase inspirasi dan ekspirasi.
Mekanisme
pertukaran gas:
1) Karbondioksida hasil metabolisme sel
diikat oleh hemoglobin atau terlarut dalam plasma darah dengan membentuk ion
bikarbonat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim karbonik anhidrase.
2) Darah yang kaya karbondioksida masuk ke
dalam jantung dan kemudian dialirkan menuju paru paru.
3) Saat darah ada dalam pembuluh kapiler
di paru paru dan berdekatan dengan alveoli, terjadilah difusi. Difusi adalah
proses perpindahan molekul gas dari konsentrasi tinggi ke konsentasi rendah.
4) Sel darah memiliki konsentrasi gas
karbondioksida yang lebih tinggi sehingga dipindah ke alveoli.
5) Sebaliknya alveoli memiliki konsentrasi
oksigen lebih tinggi sehingga oksigen dipindah ke sel darah. Setelah itu karbondioksida dan uap air
dikeluarkan lewat hidung.
Sistem Kekebalan dan Limfatik
Sistem imun atau
sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung
jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh
dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. Agar dapat
berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh
biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan
organisme yang sehat agar tetap dapat berfungsi secara normal (Albert, 2017).
Sistem limfatik adalah
suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah
bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini
kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar
limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Fungsi Sistem Limfatik
a. Mengembalikan
cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut
limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
c. Untuk
membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
d. Kelenjar
limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya
ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.
e. Sistem
limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan penting
dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.
(Vranova,
2014)
Organ-organ system
kekebalan tubuh dan system limfatik:
a. Sum-Sum
tulang belakang
b. Sel
darah putih
c. Pembuluh
limfatik
d. Nodus
Limfa
Sistem Saraf
Sel saraf atau neuron
merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan
impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan sel
saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
a. Otak
Otak terdiri dari
serebrum, serebelum, dan batang otak yang dibentuk oleh mesensefalon, pons, dan
medulla oblongata. (Moore & Argur, 2007).
Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu: Serebrum (Otak Besar) Serebrum
adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer. Hemisfer kanan
berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer kiri
berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing hemisfer
terdiri dari empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian
lekukan yang menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut
masing-masing adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan lobus
temporal (CDC, 2004).
1)
Serebelum (Otak Kecil)
Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak. Serebelum
terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di belakang batang otak dan di
bawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas. Serebelum adalah
pusat tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Serebelum juga mengontrol banyak
fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol
keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Selain itu, serebelum
berfungsi menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis,
gerakan mengunci pintu dan sebagainya (Clark, 2005).
2)
Batang Otak Batang
otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan
memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak bertugas untuk mengontrol
tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, kesadaran, serta pola makan dan
tidur. Bila terdapat massa pada batang otak maka gejala yang sering timbul
berupa muntah, kelemahan otat wajah baik satu maupun dua sisi, kesulitan
menelan, diplopia, dan sakit kepala ketika bangun (CDC, 2004).
b. Neuron
Neuron merupakan bagian terkecil dalam
penyusunan sistem saraf. Setiap neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu sel
saraf, dendrit, dan akson.
1) Sel
Saraf
Sel saraf berdasarkan
fungsinya ada tiga jenis yaitu sel saraf sensorik, bertugas menerima rangsangan
dari luar tubuh, merubah menjadi impuls dan meneruskan ke otak. Sel saraf
motorik, berfungsi membawa impuls dari otak dan sumsum tulang belakang menuju
otot. Sel saraf penghubung, berfungsi menghubungkan impuls dari sel sensorik ke
sel saraf motorik (Kirnantoro, 2016).
2) Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel (Raimundus,
2016)
3) Akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain (Raimundus, 2016).
Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya keringat atau lendir (Kirnantoro, 2016).
Organ pada system
integument:
a. Kulit
Kulit adalah suatu organ
pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar
dari tubuh. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus
keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. Kulit
tersusun dari tiga lapisan utama, yaitu: epidermis, dermis, dan hypodermis
(Budiyono, 2011).
b. Kuku
Struktur kuku menurut
Oz MC Roizer MF dan Rome E. (2012) yaitu sebagai berikut :
1) Lempeng
kuku : Bagian keras kuku yang kasat mata.
2) Lunula
: Bagian kuku berwarna putih berbentuk seperti bulan separuh di dasar kuku dan
di bagian lempeng kuku.
3) Lipatan
kuku : Kulit yang membungkus lempeng kuku pada ketiga sisinya.
4) Bantalan
kuku : Kulit dibawah lempeng kuku. Sel-sel di dasar bantalan kuku adalah
penghasil lempeng kuku tangan atau kuku kaki.
5) Kutikula
: Jaringan yang menindih lempeng kuku di dasar kuku dan kutikula melindungi sel
keratin baru yang secara perlahan muncul dari bantal kuku.
(Febri,
2016)
c. Rambut
Rambut atau sering disebut bulu adalah organ
seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang
berada jauh di bawah dermis (Kemal 2002).
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah
sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah
ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan.
Organ-Organ Sistem
Endokrin:
a.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid
terletak di leher bagian bawah dan melekat pada tulang laring sebelah kanan
depan trakea. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus yaitu lobus Dexter dan lobus
sinistra yang saling berhubungan. Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm,
panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
yang pembentukannya sangat dipengaruhi oleh jumlah yodium eksogen yang masuk ke
dalam tubuh.
Fungsi dari hormon tiroksin adalah:
1) Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi jaringan tubuh dan penggunaan energi total.
2) Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan mempengaruhi beberapa reaksi metabolik dalam tubuh.
3) Menambah sintesis asam ribonukleat dan protein.
4) Dalam konsentrasi tinggi menjaga keseimbangan nitrogen negatif sampai sintesis protein berkurang.
b.
Kelenjar Hipofisa
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar endokrin
yang terletak di dasar tengkorak ukurannya kurang lebih 10 x 13 x 6 mm.
Kelenjar ini cukup penting karena merupakan pengatur kegiatan hormon dan
mempengaruhi pekerjaan kelenjar lain. Kelenjar hipofisis memiliki 3 lobus
interior, anterios dan posterior.
1)
Lobus Anterior
Lobus anterior berasal
dari dua tulang rawan yang menempel pada jaringan otak lobus posterior. Lobus
anterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali dari
semua organ endokrin lainnya. Hormon yang dihasilkan adalah Somatotropik,
tirotropik, adrenokortikotropik, gonadotropin, dan prolaktin.
2)
Lobus Posterior
Lobus posterior
berasal dari evaginasi (penonjolan) dasar ventrikel otak ketiga. Hormon yang
dihasilkan adalah vasopresin dan oksitosin.
c.
Kelenjar Pankreas
Pankreas merupakan alat tubuh yang agak
panjang dan terletak retroperitonial dalam abdomen bagian atas, di depan
vertebrae lumbanis I dan II. Secara umum, kelenjar pankreas terdiri dari sel
alfa dan sel beta. Sel alfa memproduksi glukagon menjadi faktor hiperglikemik
yang mempunyai antiinsulin aktif,sedangkan sel beta berfungsi sebagai pembuat
insulin.
Insulin merupakan
protein kecil yang tediri dari dua rantai asam amino, yang saling dihubungan
oleh ikatan disulfida. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah.
Jika kadar glukosa darah berlebih maka akan merangsang sekresi insulin, namun
jika kadar glukosa normal atau rendah, maka sekresi insulin akan berkurang.
Mekanisme kerja
insulin:
1) Insulin
meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh, kecuali otak,
tubulus, ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah.
2) Meningkatkan
transpor asam amino ke dalam sel
3) Meningkatkan
sintesis protein di otak dan hati.
4) Menghambat
kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan meningkatkan sintesis lipida.
5) Meningkatkan
pengambilan kalsium dan cairan sekresi.
(Kirnantoro,
2016)
Sistem Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak dalam rongga panggul kecil dan terbagi atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam. Alat kelamin luar terdiri dari Mons pubis, labia Mayora labia minora, klitoris, vestibulum, vagina, hymen, orivisium vagina, bulbovestibulans dan gandula vestibularis. Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, Uterus, Tuba Fallopi dan ovarium. Hormon pada ovarium terdiri dari estrogen dan progesteron. Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan dari sel-sel spesifik pada tubuh dan tanggung jawab pada perkembangan sifat seksual sekunder wanita. Sebaliknya progesteron hampir seluruhnya berkaitan dengan persiapan akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mamae untuk laktasi.
Secara normal setiap bulan wanita mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur. Pada saat itu mengalami masa subur dan dapat terjadi pembuahan yaitu saat sel telur bertemu dan dibuahi oleh sel sperma. Perubahan tersebut terjadi karena ovum tidak dibuahi sperma, jika ovum dibuahi sperma maka menstruasi tidak akan terjadi. Siklus menstruasi terjadi karena selaput lendir rahim mengalami perubahan yang berulang-ulang dari hari ke hari (Kirnantoro, 2016).
b. Sistem Reproduksi Pria
Organ
reproduksi pria merupakan sekelompok organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi dan terbagi menjadi dua bagian, yakni organ internal dan organ
eksternal. Dalam proses reproduksi, diperlukan juga hormon tertentu untuk
membantu fungsi organ reproduksi pria.
Berdasarkan
letaknya, organ reproduksi pria terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1)
Organ eksternal
Organ reproduksi
pria bagian luar terdiri dari tiga organ yakni penis, skrotum (kantong zakar),
dan testis. Selain sebagai organ seksual pada pria, penis juga berfungsi
sebagai jalan keluarnya urine dari tubuh melalui saluran yang disebut uretra.
Sedangkan
skrotum, bertindak sebagai sistem kontrol suhu pada testis. Suhu pada testis
erat kaitannya dalam memproduksi sperma yang sehat. Selain memproduksi sperma,
testis juga berfungsi untuk menghasilkan hormon testosteron, yang merupakan
hormon utama pada pria.
2)
Organ internal
Organ
reproduksi pria bagian dalam terdiri dari beberapa organ meliputi epididimis,
kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral, vesikula seminalis, uretra, dan vas
deferens.
Epididimis
berfungsi untuk menyimpan sel sperma yang diproduksi di testis dan mengangkut
sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens agar menjadi sperma matang.
Vas deferens
sendiri adalah tabung yang berfungsi untuk mengangkut sperma matang menuju
uretra, yakni saluran yang membawa urine atau sperma ke luar tubuh, dalam persiapan
untuk ejakulasi. Sedangkan vesikula seminalis berfungsi sebagai penghasil
cairan fruktosa yang digunakan sperma sebagai sumber energi ketika
beraktivitas.
Kelenjar
prostat berkontribusi dalam memberikan cairan tambahan untuk proses ejakulasi.
Cairan prostat juga membantu sperma agar tetap sehat. Sementara itu, kelenjar
bulbourethral berperan dalam menghasilkan cairan yang berfungsi untuk melumasi
uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin ada karena tetesan sisa urine (Kadaryanto,
2006).
Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh
beberapa hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yaitu LH dan FSH.
Fungsi LH (Luteinizing Hormone) adalah untuk merangsang sel leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron. Fungsi FSH juga meliputi perannya pada proses
spermiogenesis, yaitu perubahan dari spermatid menjadi sperma. Selanjutnya juga
ada peran dari GH (Growth Hormone) yang mengatur pembelahan awal spermatogonia (Sloane,
2003).
Sistem Rangka
Rangka Tubuh adalah
rangkaian tulang yang saling bersambungan secara teratur serta tersusun
membentuk tubuh manusia.
Rangka Tubuh memiliki
beberapa fungsi, antara lain :
a. Mendukung
jaringan tubuh dan memberi bentuk tubuh.
b. Melindungi
organ tubuh (jantung, otak, paru-paru dan jaringan lunak)
c. Memberikan
pergerakan (dalam hal ini akan dibantu oleh otot yang menempel pada rangka
tubuh).
d. Membentuj sel-sel darah merah di dalam sumsum
tulang (hematopoesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium,
forfor, magnesium dan fluor).
Kerangka tubuh
dibagi menjadi :
a. Kerangka
Aksial
Kerangka aksial adalah
tulang-tulang yang berada dibagian tengah sumbu tubuh.
1) Kranium
yang terdiri atas 8 tulang, diantaranya :
Tulang pariental (2), Tulang temporal (2), Tulang frontal, Tulang oksipital, Tulang stenoid, Tulang etmoid.
Tulang pariental (2), Tulang temporal (2), Tulang frontal, Tulang oksipital, Tulang stenoid, Tulang etmoid.
2) Tulang
Muka (tengkorak)
Tulang maksila (2),
Tulang zigomatikus (2), Tulang nasal (2), Tulang lakrimal (2), Tulang platinum
(2), Tulang concha inferior (2), Tulang mandibular dan Tulang vomer
3) Kolumna
VertebralisKolumna Vertebralis terdiri atas 26 tulang yang berbentuk tidak
teratur, terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat
melekatnya iga dan otot punggung. Vertebra sevikalis (7), Vertebra torakalis
(12), Vertebra lumbalis (5), Vertebra sacrum (5), Vertebra koksigius (4)
4) Toraks
Tulang
Toraks Tulang terdiri
atas tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa). Tulang Dada terdiri dari Manubrium
sterni, Corpus sterni, dan Taju
pedang (Processus Xypoideus). Tulang Rusuk yang teridiri dari 12 pasang
tulang. 7 pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk palsu (costa spuria),
2 pasang rusuk melayang (costa fluctuantes).
b. Apendikular
1) Bagian Bahu ( Singulum membri superior)
Singulum membri
superior terdiri atas klavikula dan scapula. Klavikula mempunyai ujung yang
menempel pada menubrium dekat suprasternal notch dan ujung lateral yang
menempel lada akronion.
2) Bagian Panggul (singulum membri inferiror)
Terdiri dari tulang
ileum, tulang iskium, dan tulang pubis yang bersatu disebut tulanh koksae.
Tulanh koksae bersama dengan tulang sacrum dan koksigeus membentuk pelvis
tulang. Ekstremitas bawah terdiri dari femur, patella, tibia, fibula, tarsus,
dan metatarsus.
c. Cartilago
(tulang rawan)
Tulang rawan terdiri
atas sel-sel rawan (kendrosit), dan berada pada ronggal kecil yang disebut
lakuna. Lakuna sendiri dikelilingi oleh matriks tulang yang berupa serabut
elastin, serabut fibrosa, dan serabut kolagen. Adanya serabut kolagen (serta
sedikit tambahan zat kapur) merupakan alasan kenapa tulang rawan bersofat
lentur dan kuat.
(Widia,
2015)
Sistem Otot
Otot dalam tubuh kita terdapat 3 macam : otot lurik (skeletal muscle), otot polos (visceral muscle), otot jantung (miokardium).
Otot lurik sebagai otot rangka yang
secara fisik bekerja dengan kesadaran kita dan melekat pada rangka sehingga
memberi bentuk tubuh. Otot sebagai penggerak utama anggota gerak ini dibagi
menjadi 2, yaitu : otot fleksor yang berfungsi membengkokkan sendi dan
otot-otot, dan oto ekstentor yang berfungsi meluruskan sendi. Umumnya kedua
kelompok otot ini bekerja secara berlawanan. Otot polos bekerja diluar
kesadaran kita, mempunyai sistem
kontraktivitas sendiri. Berbeda pula dengan otot jantung yang secara fisik
menyerupai otot lurik namun sifat bekerjanya seperti otot polos.
Jenis kontraksi otot dapat dibagi 3,
yaitu : kontraksi otot yang dapat menghasilkan kontraksi isomerik dan kontraksi
isotonik serta gabungan keduanya. Pada kontraksi isomerik, panjang otot
meningkat tetapi tidak ada gerakan sendi, contohnya terjadi pada saat kita
mendorong dinding yang tidak bergerak. Pada kontraksi isotonik, tegangan pada
otot tidak meningkat, terjadi pemendekan otot, serta terjadi pergerakan sendi.
Kombinasi kedua kontraksi isotonik dan isomerik ini terjadi saat kita sedang
berjalan.
Otot jantung hanya ditemukan
dijantung. Otot ini memiliki serat lurik yang sangat terorganisas seperti otot
rangka, seperti otot polos unit tunggal, sebagian serat otot jantung dapat menghasilkan
potensial aksi, yang menyebar keseluruh jantung melalui bantuan taut celah.
Semua sistem didalam tubuh selain sistem imun, bergantung pada komponen otot
nonrangka agar melaksanakan fungsi homestatiknya.
(Judha,2016)
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau
sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh (wahyuningsih,2017).
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu:
a.
Proses
Pencernaan Mekanik yaitu proses mengubah makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil dan halus.
b.
Proses
Pencernaan Kimiawi yaitu proses mengubah makanan dari zat yang kompleks menjadi
zat-zat yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Saluran Pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari
luar dan mempersiapkannya untuk diserap tubuh. Saluran pencernaan makanan pada
manusia terdiri dari beberapa organ yaitu
mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), dan anus (Anderson,2008).
a.
Mulut
(cavum oris): Rongga mulut merupakan bagian pertama dari tabung pencernaan.
Fungsi utamanya adalah untuk melayani sebagai pintu masuk dari saluran
pencernaan dan untuk memulai proses pencernaan dengan air liur dan tenaga
penggerak dari pencernaan bolus ke faring. Selain itu juga berfungsi sebagai
saluran pernafasan sekunder, modifikasi suara untuk menghasilkan bicara, dan
organ chemosensory.
b.
Kerongkongan
(esofagus) : Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung.
c.
Lambung
(ventrikulus) : Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di
sebelah kiri rongga perut. Lambung merupakan tempat sejumlah proses pencernaan
berlangsung. Lambung terdiri dari tiga bagian ,yaitu bagian atas (kardiak),
bagian tengah (fundus), bagian bawah (pilorus). Dinding lambung mengandung
sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan
getah lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang
masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin.
d.
Usus
halus ( intestinum) : usus halus merupakan tempat penyerapan sari makanan dan
tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri
dari: usus dua belas jari ( duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerap(
ileum).
e.
Usus
besar (colon) : Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa,
bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus
besar terdapat bakteri Escherichia Coli. Bakteri ini membantu dalam proses
pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri
E.Coli juga menghasilkan vitamin K.
f.
Anus
: Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah
siap dibuang, maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Ada dua jenis otot spinkler yang menyusun rektum, yaitu otot polos dan otot
lurik (Anderson,2008).
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Setiadi.
2011. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: Laskar Aksara.
Pearce, Evelyn C..2010. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan
oleh Sri Yuliani Handoyo. Jakarta : CV.
Prima Grafika
Guyton,Arthur (2006). physiology
Guyton. elseviers saunders.
Purnomo,Basuki (2007). Dasar-dasar
urologi. Sagung seto
Syamsuri, Istamar. (2003). Biologi.
Jakarta: Erlangga
Sloane, E., 2004. Anatomi
dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
Alberts, Bruce (2017). Molecular
Biology of the Cell, Sixth Edition. New York
and London: Garland Science
Vranova, Martina dan Cornelia. 2014. “Lymphatic vessel in inflamation”. Journal
of Clinical and Celullar Immunology. Volume 5.
Chalik, Raimundus.2016. Anatomi
Tubuh Manusia. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kirnantoro. Maryana. 2016. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Moore K.R., Argur K.M. R. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipocrates
Department of Health and Human Services, Centers for Disease
Control (CDC) and Prevention. 2009.
Overweight and Obesity. Diakses: 19 April
2014. http://www.cdc.gov
Clark, David P. 2005. Molecular
Biology Understanding The Genetic Revolution.
San Diego, California: Elsevier Inc.
Ellis, Harold. 2006. Clinical
Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior Doctors. 11th edition. USA: Blackwell Publishing.
Febri, S. 2016. Kesehatan
Kuku. Bandung. : UKI
Kemal, Adyana. 2002. Dasar-dasar
anatomi dan fsiologi tubuh manusia. Jakarta:UPI
Kadaryanto et al. 2006.20.Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi
dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Widia, Lidia. 2015. Anatomi, Fisiologi dan Siklus
Kehidupan Manusia. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Judha, Mohamad. 2016.
Rangkuman Sederhana ANATOMI DAN FISIOLOGI Untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Wahyuningsih, Puji, dkk. (2017). Anatomi fisiologi.
Kementrian kesehatan republik Indonesia.
Anderson, Paul
D.2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh
Manusia. Jakarta :EGC.
Comments
Post a Comment